IRAN “BEAUTIFUL ISFAHAN AND TEHERAN”



       What i have to say first? Maybe thank to God, Allah, always blessed me, give luck to my life. Setelah mengikuti les bahasa Iran/bahasa farsi selama beberapa bulan, saya termasuk dari 6 orang yang terpilih untuk diberangkatkan ke Iran. Alhamdulillah wasyukurillah, dengan bahasa farsi yang masih terbatas saya beragkat menuju Iran, perjalanan pertama dimulai dari rumah saya yang berada di batam menuju ke jakarta, memakan waktu hampir 2 jam, setelah tiba di bandara Soekarno-hatta saya langsung menuju terminal untuk keberangkatan internasional, saya tidak sempat mampir ke kantor dubes Iran dikarenakan saya tiba di Jakarta sudah siang hari, sedangkan pesawat kami yang menuju Iran berangkat pukul 5 sore. Teman-teman yang lain sudah menunggu kedatangan saya untuk masuk ke terminal internasional, teman-teman baru yang akan menjalani kehidupan 1 bulan di Iran bersama-sama.

                                    Ini adalah salah satu hiasan kaligrafi di IRAN

                          
                   
                               Foto kami ber-5 di masjid yang terletak di Isfahan



                                        Tele kabin (ada gunung dan kereta gantung)

 

Hari terakhir di Isfahan kami mendaki gunung ini

                                 

                                                     Suasana jalanan di Teheran

Saya sudah mengenal salah satu diantaranya, yaitu mbak Reza, teman satu les di Iranian Corner, UMY. Saya berkenalan dengan yang lain saat tiba di terminal internasional Jakarta. Pertama saya akan memperkenalkan mereka satu persatu, Mbak Tia, wanita tangguh yang dulu berprofesi sebagai wartawan ini adalah kakak tertua bagi kami semua, namun tampilannya yang imut sehingga  orang-orang mengira mbak Tia masih mahasiswa baru. Ada juga mbak Mahdiyah, salah satu mahasiswi universitas swasta di Jakarta, mbak Fatimah dari UIN Sunan Kalijaga Jogja, Mbak Rinda, wanita yang mempunyai selera humor tinggi, yang pasti kami akan kesepian bila tidak ada dia.
Saya tidak ingat berapa lama perjalanan dari Jakarta menuju Doha international airport, setidaknya kami menempuh 7 jam lebih. Tiba di bandara Doha membuat perasaan saya menjadi berdebar-debar, menjejakkan kaki pertama kali selain tanah air Indonesia. Satu kata yang hanya terlintas dipikiran saya yaitu Luas, bandara Doha sangat besar, sehingga saat turun dari pesawat kami harus menaiki sebuah bis mini untuk tiba di bandaranya, perjalannya di tempuh selama 10 menit lebih, terasa seperti menaiki trans jogja dari kampus menuju malioboro. Kami masih harus menunggu selama 2 jam untuk penerbangan selanjutnya, dan akhirnya tujuan akhir kami di kota Teheran, ibu kota Iran. Sudah terlihat banyak orang asing setelah meninggalkan Indonesia, apalagi setelah tiba di bandara Doha, saya dapat melihat orang-orang yang berasal dari negara yang berbeda, menakjubkan, subhanallah sekali.
Setibanya di bandara Teheran, perasaan takjub, gugup, dan senang bercampur baur, disinilah kami akan menjalani hari-hari kami selama sebulan. Lelah yang tak terkira menghabiskan lebih dari 12 jam untuk tiba di negara ini, yang hanya saya dapat lihat di televisi dan internet.  Rasa lelah ini terbayar sudah ketika melihat daratan lain selain Indonesia, namun rasa kantuk tak lepas juga. Dua orang wanita cantik asli Iran sudah menjemput kami di bandara, dan kami harus menghabiskan 5 jam lagi perjalanan menggunakan taksi untuk pergi ke Isfahan, karena di kota itulah kami akan tinggal selama 26 hari. Diperjalanan saya hanya bisa tertidur, karena kelelahan, ditambah saat itu adalah bulan puasa, udara panas terik yang menyengat membuat semangat menjadi lentur.
Betapa berat rasanya menjalani puasa, karena 2,5 jam lebih lama dari Indonesia. Udara yang panas membuat kulit kering, dan hidung berdarah.  Jika kalian berniat untuk berkunjung ke negara Iran atau negara yang mempunyai musim panas, sebaiknya jangan lupakan untuk mengenakan body lotion untuk pelembab kulit dan satu lagi yang tidak kalah penting, bawalah persediaan makanan yang kalian suka secukupnya. Mungkin makanannya tidak cocok dengan lidah kita. Begitu juga yang saya rasakan di Iran, kendala makanan menjadi salah satu hal yang memberatkan, karena di Iran makanannya terbiasa dengan rasa asam, dan makanan ringannya yang manis sekali.  
Oke saya akan melanjutkan menceritakan kegiatan saya, selama 26 hari saya mempelajari bahasa Iran, di Universitas Shahid Ashrafi Esfahani, dengan 1 hari libur setiap minggu. Setiap hari diselingi dengan jalan-jalan menikmati kota Isfahan. Keren!
                         
                           Saya berada di meidan imam (seperti malioboro-nya Jogja)

                                                 

                                     Berfoto dengan memegangi penghargaan dari 
                                           Universitas bersama satpam ganteng


                                         Pemandangan Isfahan dari atas gunung

                      

                                   Pemandangan Teheran dari atas menara Azadi


Kota Isfahan dikenal sebagai kota budaya dan banyak disebut sebagai mutiara dunia. Banyak bangunan bersejarah seperti masjidnya yang kaya dengan kaligrafi dinding yang indah, museum budaya, taman yang sangat banyak, bunga-bunga yang mudah dijumpai karena disetiap tempat selalu ada tanaman bunga, dan keindahan lainnya.

Membicarakan tentang taman di Iran, nah ada satu kegiatan yang menarik perhatian saya yaitu piknik. Kegiatan makan bersama keluarga atau teman-teman di taman merupakan salah satu tradisi masayarakat Iran. Waktu malam yang lebih pendek dari siang haripun dimanfaatkan warga untuk berkegiatan di luar rumah salah satunya dengan piknik. Jadi pada saat malam hari kita akan banyak menjumpai orang-orang, terutama saat kita mengunjungi sebuah taman. Ada yang membawa permainan dan ada yang menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama.
Mungkin saya akan langsung loncat ke momen-momen saat di Teheran, walaupun cuma 4 hari, kesenangan saat di Iran benar-benar sangat terasa di Teheran. Melihat menara Azadi, bahkan menaiki menara tersebut dan melihat Teheran dari puncak tertingginya, Amazing!
Mengunjungi banyak museum, mengunjungi rumah sebuah keluarga yang sangat baik hati dengan anak mereka yang ganteng-ganteng (hehehe), menaiki metro (kereta bawah tanah), mengunjungi makam di Qum,  dan banyak lainnya yang saya agak sedikit lupa.
Semua kenangan itu memiliki nilai tersendiri, banyak sekali pengalaman yang berkesan, betapa saya menjadi bertambah bersyukur kepada Allah swt atas kesempatan yang diberikan. Saya berharap dapat berkunjung lagi di kesempatan lain dan bertemu orang-orang yang saya sayangi.

Saya kira cukup sampai disini saya bercerita, di lain waktu penjelasan yang lebih panjang akan saya paparkan, see ya @nextpost....

Comments

Comments
Comments

Post a Comment

silahkan memberikan komentar yang membangun sebagai ciri masyarakat Indonesia yang berbudi :)

Popular posts from this blog

Fungsi Google Images untuk Mencari Sumber Gambar atau Foto

Bahasa persia, persian language Part 2

Review Running Man episode 384